Stigma masyarakat yang selama ini menganggap bahwa kondom adalah sebagai pemicu seks bebas. Hal itu membuat Indonesia kehilangan peluang menangkal penyebaran HIV/AIDS dan sekaligus mencegah kehamilan dengan alat kontrasepsi tersebut.
Seks bebas sudah ada sebelum kondom diciptakan, demikian ujar peneliti senior Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Adi Sasongko, beberapa waktu lalu. Menurut Adi, kondom merupakan satu-satunya kontrasepsi yang berperan ganda yaitu mencegah kehamilan dan mencegah penularan PMS dan HIV.
Akibat pemahaman yang keliru menyebabkan promosi kondom terhambat. Kondom, sesungguhnya berfungsi untuk mencegah kedzoliman pada diri sendiri dan orang lain, serta bukan sama sekali untuk mendorong seks bebas. “Kalau kita sosialisasikan kondom ke remaja tidak mungkin mereka akan serta merta langsung berbondong-bondong untuk melakukan seks bebas,” kata Adi.
Pemicu seks bebas pada remaja saat ini justru karena pergaulan yang tidak sehat dan bahan bacaan berbau porno. “Jadi bukan karena ada tidaknya kondom,” kata Adi. Untuk itu, menurut Adi, diperlukan peran aktif perangkat pemerintah untuk memberikan pemahaman tentang kegunaan kondom kepada masyarakat.
Hingga kini, HIV/AIDS bukan hanya dialami oleh kelompok dengan perilaku seks risiko tinggi tetapi sudah meluas ke populasi umum yang perilaku seksnya rendah risiko (ibu dan anak-anak). “Kondom merupakan salah satu alat yang efektif untuk mencegah penularan tersebut,” katanya. Menurut estimasi Departemen Kesehatan, di Indonesia per tahun terdapat 9.000 ibu hamil HIV positif dan diperkirakan akan melahirkan 3.000 bayi dengan HIV positif.
(yz/Sumber: PdPersi)
Seks bebas sudah ada sebelum kondom diciptakan, demikian ujar peneliti senior Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI) Adi Sasongko, beberapa waktu lalu. Menurut Adi, kondom merupakan satu-satunya kontrasepsi yang berperan ganda yaitu mencegah kehamilan dan mencegah penularan PMS dan HIV.
Akibat pemahaman yang keliru menyebabkan promosi kondom terhambat. Kondom, sesungguhnya berfungsi untuk mencegah kedzoliman pada diri sendiri dan orang lain, serta bukan sama sekali untuk mendorong seks bebas. “Kalau kita sosialisasikan kondom ke remaja tidak mungkin mereka akan serta merta langsung berbondong-bondong untuk melakukan seks bebas,” kata Adi.
Pemicu seks bebas pada remaja saat ini justru karena pergaulan yang tidak sehat dan bahan bacaan berbau porno. “Jadi bukan karena ada tidaknya kondom,” kata Adi. Untuk itu, menurut Adi, diperlukan peran aktif perangkat pemerintah untuk memberikan pemahaman tentang kegunaan kondom kepada masyarakat.
Hingga kini, HIV/AIDS bukan hanya dialami oleh kelompok dengan perilaku seks risiko tinggi tetapi sudah meluas ke populasi umum yang perilaku seksnya rendah risiko (ibu dan anak-anak). “Kondom merupakan salah satu alat yang efektif untuk mencegah penularan tersebut,” katanya. Menurut estimasi Departemen Kesehatan, di Indonesia per tahun terdapat 9.000 ibu hamil HIV positif dan diperkirakan akan melahirkan 3.000 bayi dengan HIV positif.
(yz/Sumber: PdPersi)
0 komentar:
Post a Comment